Selasa, 14 Juli 2009

Happy (Belated) Easter

This entry was published at http://chiawono.blog.friendster.com/ on July 29, 2008 with the title Happy (Belated) Easter.


Banyak orang sering membanding-bandingkan dua hari paling bermakna untuk orang Kristen yaitu Natal dan Jumat Agung dan Paskah. Tetapi biar bagaimanapun kita melihatnya, jika kedua hari tersebut disejajarkan dan dinilai satu per satu aspek yang ada di dalamnya, kita akan merasa bahwa Natal adalah pemenangnya. Ini satu hal yang wajar karena berbeda dengan Natal, Jumat Agung dan Paskah tidak diikuti libur yang panjang sehingga di tengah ritme hidup kita yang tinggi, rangkaian hari Jumat Agung, Sabtu, Minggu Paskah rasanya hanya akhir minggu yang sedikit diperpanjang. Perayaan Paskah pun rasanya sering dipaksakan di tengah-tengah kesibukan yang begitu banyak dan kehidupan yang tetap menunggu kita di Senin setelahnya. Beberapa saudara kita mencoba menambahkan hari-hari seperti Rabu Abu atau Kamis Putih. Sama saja sebenarnya.


Selain itu, berbeda dengan Natal, rasanya orang-orang di sekitar kita rasanya tidak peduli dengan Jumat Agung dan Paskah seperti mereka peduli bahkan menyukai hari Natal. Tidak ada yang memberikan kartu ucapan dan tidak ada promosi-promosi khusus di tempat-tempat kita biasa bergaul dan tidak ada yang merencanakan acara makan malam Paskah atau semacamnya. Orang-orang di luar sana rasanya tidak terlalu peduli dengan Jumat Agung dan Paskah dan ini membuat rasanya kita juga tidak terlalu peduli dengan hal ini.


Yang paling menyebalkan adalah bahwa pada saat Jumat Agung dan Paskah, orang-orang di gereja berusaha membuat kita merasa bersalah dengan terus-menerus mengingatkan bahwa sebenarnya Paskah lebih perlu perhatian kita dan pelayanan kita daripada Natal. Berbagai macam alasan dan ayat dikeluarkan. Tetapi kita tahu dalam hati bahwa nantinya pada tahun ini ketika mereka (dan kita) mempersiapkan Natal, mereka (dan kita) akan melakukannya dengan lebih sungguh-sungguh daripada ketika mereka (dan kita) mempersiapkan acara Paskah tahun depan. Jadi bagaimanapun juga, Natal memang lebih hebat daripada Paskah. Minimal itulah pemikiran kita sebagai manusia yang sangat senang mencari-cari tanda atau mencari-cari rasionalisasi atas segala sesuatu.


Karena itu, memasuki waktu-waktu peringatan Jumat Agung dan Paskah ini, sekedar untuk mengingatkan kita kembali, izinkah Saya untuk mengutip sebagian dari isi surat seorang tokoh yang sudah sangat kita kenal. Tentang Jumat Agung, ia menuliskan demikian, ”Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkah: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.”


Lalu tentang Paskah, ia menuliskan demikian, ”Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.”


Jangan salah tanggap tentang mengapa Saya menuliskan hal ini kembali. Saya yakin kita semua telah mengerti apakah itu Jumat Agung dan Paskah dan apakah kepentingannya. Tetapi kita harus mengakui bahwa kita hidup di Jakarta yang cukup nyaman dan membuat kita lupa tentang dosa dan kehinaan dan penjara dan penghukuman dan lain-lain hal tidak enak yang berhubungan dengan dosa. Yesus datang dan Yesus mati untuk menyelesaikan masalah ini. Kita tidak dapat menutupinya dengan telur Paskah atau kelinci Paskah atau perayaan Paskah dan lain-lain. Kita bahkan menutupinya dengan pra-anggapan bahwa Jumat Agung dan Paskah tidaklah sehebat Natal. Tapi inilah kenyataannya. Paskah bukan hanya berarti kemenangan. Paskah bukan hanya berarti hari depan yang cerah. Paskah bukan hanya berarti musim semi telah datang di dunia yang gelap ini. Bukan hanya itu. Jumat Agung dan Paskah adalah kita manusia berdosa dan diselamatkan dengan harga yang sangat sangat sangat mahal.


Selamat Paskah. Allah mengasihi Anda.


(Artikel ini dimuat juga di BUCKS GKY Pluit edisi Paskah 2008 sebagai editorial)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar